Tanaman alpukat atau
apokat atau avocad atau avocado atau nama latinnya persea americana, diketahui
berasal dari daerah Amerika Tengah dan Meksiko. Tanaman alpukat pertama kali
dikembangkan oleh suku Aztec, lalu
diperkenalkan ke Nusantara oleh Belanda pada abad ke 19.
Di antara produk tanaman alpukat, buahnya adalah bagian yang
paling banyak dimanfaatkan manusia. Daging buah alpukat yang berwarna hijau di
dekat kulit buahnya dan berangsur berwarna kekuningan mendekati bijinya,
mengandung banyak nutrisi penting buat manusia. Berikut adalah kandungan
nutrisi pada 100 gram daging buah alpukat :
- kalsium 23 mg,
- fosfor 95 mg,
- zat besi 1,4 mg,
- sodium 9 mg,
- potassium 1,368 mg,
- vitamin
A 660 IU,
- niacin 8,6 mg
- vitamin
C 82 mg
- serat
Sebagian orang mengatakan bahwa
mengkonsumsi alpukat dapat menyebabkan kegemukan karena mengandung lemak yang
tinggi. Tetapi pendapat ini tidaklah benar. Orang menjadi gemuk bukan karena
mengkonsumsi buah alpukat, tetapi karena bahan tambahan yang diberikan pada jus
atau panganan lain dari buah alpukat itu, yakni tambahan gula dan susu.
Benar bahwa daging buah alpukat
mengandung lemak, tetapi itu adalah lemak yang bersahabat dengan tubuh manusia.
Berikut adalah sebagian manfaat buah
alpukat ditinjau dari segi kesehatan :
- menurunkan kolesterol jahat LDL
- meningkatkan
kolesterol baik HDL
- menurunkan risiko hipertensi
- menurunkan risiko stroke
- menurunkan risiko serangan jantung
- mencegah anemia gizi
- dianjurkan bagi penderita diabetes
- memberi lubrikasi (cairan) persendian tulang.
Setelah segudang manfaat buah
alpukat tadi, sekarang marilah kita bahas bagaimana cara menanam tanaman
alpukat ini. Mungkin di antara pembaca ada yang kemudian berminat untuk
mengembangkannya, mengingat potensi ekonomi kebun alpukat juga cukuplah baik.
Umumnya tanaman alpukat diperbanyak
dengan sistim sambung pucuk. Dengan cara ini, varietas tanaman dapat
dipertahankan dan tanaman akan lebih cepat menghasilkan buah. Umumnya tanaman
alpukat perbanyakan vegetatif sudah berproduksi pada umur 3-4 tahun setelah
tanam, bila dirawat dengan baik. Sedangkan yang ditanam lewat biji baru akan
berbuah setelah berumur 7-9 tahun.
Di lapangan, kita mengenal banyak
varietas alpukat, diantaranya alpukat mentega, alpukat miki dan alpukat jumbo
yang buahnya besar-besar. Ketiga varian alpukat di atas juga adalah tiga varian
yang paling banyak dikembangkan, karena memiliki keunggulan dibanding varian
lain. Alpukat mentega memiliki warna daging buah yang lebih kontras, tekstur
yang lembut dan kulitnya dapat dikupas. Alpukat miki dikenal sebagai tanaman
yang kebal serangan serangga, karena daun dan batangnya mengandung sejenis zat
yang tak disukai serangga maupun ulat (enzim antiprotesae). Enzim ini
menyebabkan kemandulan pada serangga yang mengkonsumsinya. Kulit buah alpukat
miki juga lebih tebal sehingga relatif tidak membutuhkan penyemprotan
insektisida anti lalat buah. Sedangkan alpukat jumbo dikenal sebagai tanaman
alpukat dengan buah yang paling besar sehingga harga jualnya menjadi yang
paling baik. Ada pun tonase produksi perhektar pertahun ketiga varian tadi
relatif sama saja. Tanaman alpukat jumbo memang besar-besar buahnya, tetapi
tidaklah bisa selebat kedua karibnya. Mengenai rasa daging buah, biasanya lebih
dipengaruhi oleh perawatan dan titik tumbuh. Tanaman alpukat yang tumbuh di
tempat yang cenderung rendah dan basah akan memiliki daging buah yang lebih
berair, lembek dan rasanya kurang mantap. Karena itu dianjurkan untuk menanam
alpukat di lahan darat yang lebih kering. Adapun rasa pahit, biasanya terjadi
karena buah alpukat dipanen saat belum cukup tua. Sedangkan rasa getir biasanya
terjadi karena tanaman mengalami kekurangan air saat periode berbuah.



Buah alpukat miki, mentega dan alpukat jumbo.
Penanaman.
Buatlah lubang tanam ukuran 50x50x50
cm, pisahkan setengah tanah galian bagian atas dengan yang bagian bawah. Alpukat
ditanam dengan jarak tanam 6x6 meter. Berarti, dalam satu hektar didapat 278
batang tanaman alpukat. Aduk tanah bagian atas dengan pupuk kandang atau kompos
dengan perbandingan 1:1. Tambahkan kaptan atau dolomit sebanyak 2 kg/lubang. Masukan
kembali adonan ke dalam lubang, siram, lalu biarkan 10 hari. Tanam bibit dengan
posisi tegak, lalu siram dengan air secukupnya. Penyiraman selanjutnya
dilakukan jika keadaan tanah terlalu kering. Bibit yang ditanam adalah bibit
yang sudah diadaptasikan dengan iklim sekitar. Caranya : satu bulan sebelum
ditanam, bibit sudah dibawa ke sekitar areal kebun yang terpapar sinar matahari.
Disusun agak jarang lalu disiram sesuai
kebutuhan. Pemupukan dengan setengah sendok makan NPK/batang juga dianjurkan.
Penyisipan segera dilakukan jika ada bibit yang mati. Karena itu sebaiknya
membeli/mengadakan bibit sedikit lebih banyak dari pada jumlah perhitungan
populasi tanam.
Pengendalian gulma.
Rumput dan tumbuhan pengganggu
diatasi sesuai keadaan di lapangan. Bila mengunakan herbisida, maka lakukan
penyemprotan dengan hati-hati agar tanaman tidak terkena racun. Jika dalam
proses penyemprotan ada bagian tanaman yang tak sengaja terkena racun, segera
bilas dengan air bersih secukupnya.
Pemupukan.
Pemupukan tahunan
menggunakan urea (45% N), TSP (50% P), dan KCl (60% K) maka untuk tanaman usia
muda (1-3 tahun) diberikan urea, TSP, dan KCl masing-masing 1,1 kg/pohon, 1
kg/pohon dan 0,83 kg/pohon. Untuk kehidupan produksi tanaman (4 tahun)
diberikan urea, TSP, dan KCl masing-masing dari 3 kg/pohon, 3 kg/pohon, dan 4
kg/pohon. Pupuk harus diberikan empat kali setahun. Dosis pupuk tadi
dibagi menjadi empat bagian dan setiap tiga bulan dipupukkan satu bagiannya. Bila
ditambahkan pupuk organik, maka jumlah pupuk organik adalah 5 kali jumlah pupuk
kimia dan pupuk kimia dikurangi seperlimanya.
Pemangkasan.
Cabang-cabang air dan cabang yang keluar dari bagian bawah
bekas sambungan bibit tanaman harus dipangkas. Percabangan yang terlalu banyak
menyebabkan tanaman mudah terserang penyakit bercak daun. Selain itu juga akan
menyebabkan kurangnya jumlah buah. Pemangkasan dilakukan secara rutin sesuai
kondisi di lapangan.
Hama Dan Penyakit.
Hama pada Daun.
Ulat kipat
(Cricula trisfenestrata Helf).
- Ciri : Panjang
tubuh 6 cm, berwarna hitam bercak-bercak putih dan dipenuhi rambut putih.
Kepala dan ekor berwarna merah menyala.
- Gejala: Daun-daun
tidak utuh dan terdapat bekas gigitan. Pada serangan yang hebat, daun
habis sama sekali tetapi tanaman tidak akan mati, dan terlihat kepompong
bergelantungan.
- Pengendalian: Menggunakan
insektisida yang mengandung bahan aktif monokrotofos atau Sipermetein,
misal Cymbush 50 EC dengan dosis 1-3 cc/liter atau Azodrin 15 WSC
dengan dosis 2-3 cc/liter.
Ulat kupu-kupu
gajah (Attacus atlas L).
- Ciri : Sayap
kupu-kupu dapat mencapai ukuran 25 cm dengan warna coklat kemerahan dan
segitiga tansparan. Ulat berwarna hijau tertutup tepung
putih, panjang 15 cm dan mempunyai duri yang berdaging. Pupa terdapat
di dalam kepompong yang berwarna coklat.
- Gejala : Sama
dengan gejala serangan ulat kipat, tetapi kepompong tidak bergelantungan
melainkan terdapat di antara daun.
- Pengendalian : Sama
dengan pemberantasan ulat kipat.
Penyakit.
Antraknosa.
- Penyebab : Jamur
Colletotrichum gloeosporioides (Penz.) sacc. Yang mempunyai miselium
berwarna cokleat hijau sampai hitam kelabu dan sporanya
berwarna jingga.
- Gejala : Penyakit
ini menyerang semua bagian tanaman, kecuali akar. Bagian yang terinfeksi
berwarna cokelat karat, kemudian daun, bunga, buah/cabang tanaman yang
terserang akan gugur.
- Pengendalian : Pemangkasan
ranting dan cabang yang mati. Penelitian buah dilakukan agak awal (sudah
tua tapi belum matang). Dapat juga disemprot dengan fungisida yang
berbahan aktif maneb seperti pada Velimex 80 WP. Fungisida ini diberikan 2
minggu sebelum pemetikan dengan dosis 2-2,5 gram/liter.
Bercak daun atau
bercak cokelat.
- Penyebab : cercospora
purpurea Cke./dikenal juga dengan Pseudocercospora purpurea (Cke.)
Derghton. Jamur ini berwarna gelap dan menyukai tempat lembab.
- Gejala : bercak
cokelat muda dengan tepi cokelat tua di permukaan daun atau buah. Bila
cuaca lembab, bercak cokelat berubah menjadi bintik-bintik
kelabu. Bila dibiarkan, lama-kelamaan akan menjadi lubang yang dapat
dimasuki organisme lain.
- Pengendalian : Penyemprotan
fungisida Masalgin 50 WP yang mengandung benomyl, dengan dosis 1-2
gram/liter atau dapat juga dengan mengoleskan bubur Bordeaux.
Panen.
Ciri dan Umur Panen.
Ciri-ciri buah
yang sudah tua tetapi belum masak adalah :
- Warna
kulit tua tetapi belum menjadi cokelat/merah dan tidak mengkilap;
- Bila
buah diketuk dengan punggung kuku, menimbulkan bunyi yang nyaring;
- Bila
buah digoyang-goyang, akan terdengar goncangan biji.
Penetapan tingkat ketuaan buah tersebut
memerlukan pengalaman tersendiri. Sebaiknya perlu diamati waktu bunga mekar
sampai enam bulan kemudian, karena buah alpukat biasanya tua setelah 6-7
bulan dari saat bunga mekar. Untuk memastikannya, perlu dipetik beberapa buah
sebagai contoh. Bila buah-buah contoh tersebut masak dengan baik, tandanya
buah tersebut telah tua dan siap dipanen.
Tanaman alpukat yang dirawat dengan baik
biasanya berbuah tidak mengenal musim. Dalam satu pohon bisa terdapat fase
berbunga, pentil dan buah tua. Tanaman alpukat juga dikenal dapat berumur
panjang, hingga tidak dapat dipastikan masa peremajaannya.
Saat ini, harga buah alpukat di tingkat
petani berkisar antara rp.10.000 sd rp.15.000/kg. Semakin besar buah alpukat,
maka akan semakin baik harganya. Ada pun berat perbutir buah alpukat ukuran
kecil reratanya adalah 200 gram, yang sedang 350 gram dan yang besar bisa 1 kg.
Buah alpukat termasuk buah yang berbobot mantap.
Dalam satu pohon yang dirawat dengan baik,
dihasilkan buah rerata sebanyak 50 kg/tahun. Karena itu potensi ekonomi brutto produksi rerata satu hektar kebun
alpukat adalah 278 batang x 50 kg x rp.10.000 = rp.139.000.000.- Seandainya pun
harga jatuh hingga hanya tinggal setengahnya, maka paling tidak masih didapat
hasil brutto sebesar rp.69,5 juta/ha/tahun. Ini masih jauh lebih baik daripada
mengkebunkan kelapa sawit yang hasil rerata bruttonya ada di angka rp.24
juta/ha/tahun.
(diolah dari berbagai sumber)
Kami menjual bibit alpukat jumbo, tinggi
50 cm, umur 8 bln, harga rp.20.000/batang. Alamat nursery : Tani Muda, jalan
Lintas Medan-Kisaran km 130. Desa Petatal, Lima Puluh, Batu Bara, Sumut. HP.
0813 7000 8997. Dengan Muhammad Isnaini alias Bang Pilot.